Wednesday, October 21, 2009

Kisah Sebuah Jam

Alkisah, seorang pembuat jam tangan berkata kepada jam yang sedang dibuatnya.

"Hai jam, apakah kamu sanggup untuk berdetak paling tidak 31,104,000 kali selama setahun?"
"Ha?," kata jam terperanjat,
"Mana sanggup saya?" jawab jam yang mulai gelisah
"Bagaimana kalau 86,400 kali dalam sehari?" soal si pembuat jam lagi

"jikalau lapan puluh enam ribu empat ratus kali? Dengan jarum yang ramping-ramping seperti ini?" jawab jam penuh keraguan.

"Bagaimana kalau 3,600 kali dalam satu jam?" lanjut si pembuat jam
"Dalam satu jam harus berdetak 3,600 kali? Banyak sekali itu" tetap saja jam ragu-ragu dengan kemampuan dirinya.

Tukang jam itu dengan penuh kesabaran kemudian bicara kepada si jam.

"Kalau begitu, sanggupkah kamu berdetak satu kali setiap detik (saat)?"

"Naaaa, kalau begitu, aku sanggup!" kata jam dengan penuh bersemangat.

Maka, setelah selesai dibuat, jam itu berdetak satu kali setiap detik. Tanpa terasa, detik demi detik terus berlalu dan jam itu sungguh luar biasa karena ternyata selama satu tahun penuh dia telah berdetak tanpa henti. Dan itu berarti ia telah berdetak sebanyak 31,104,000 kali.

Renungan :
Kita sering ragu dengan kebolehan dan potensi yang kita miliki sehingga terlupa pada janji pencipta langit, bumi dan seisinya, bahawa dia tidak akan mebebankan hambanya melebihi kemampuan yang mampu dipikul hambanya itu. Ada kalanya keraguan itu menjadikan kita merasakan segala tugas pekerjaan yang dilaksanakan amat berat. Namun sebenarnya setelah kita sudah menjalankannya, ternyata kita mampu melaksanakan. Keraguan itu telah menjadi penghalang kita untuk mengembangkan potensi diri yang dimiliki.
"You are what u think of yourself!"

"Kejayaan dicipta oleh orang biasa yang berusaha secara luar biasa"

Allah itu maha penyayang dan maha adil. Dia maha tahu apa yang mampu dan tidak mampu dilakukan hambanya kerana dia yang mencipta. Dan oleh kerana itu kita tertakluk dibawah petunjuk dan perintahnya. Tidak akan pernah sekalipon dia menzalimi hambanya. Tapi sebaliknya, hambanyalah yang sering menzalimi dirinya sendiri.

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.

(Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.
(surah Al-Baqarah:286)

Dalam kebanyakan perkara juga, kita lebih cenderung banyak bersoal-jawab dari bertindak melakukan sesuatu. Banyak energi dihabiskan untuk berbantahan dan bersoal jawab. Namun amal yang dilakukan sedikit sekali. Sungguh Allah telah maklum dengan sifat manusia itu. Maka dihadirkan Al-Furqan, sebagai bimbingan bagi manusia untuk memilih jalan yang benar untuk sampai padanya.

Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam Al Quran ini bermacam-macam perumpamaan. Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah. (surah Al-Kahfi:18)

kesimpulannya,
yakinlah dengan potensi yang telah Allah berikan pada kita. Kenalilah ia dan gilaplah potensi itu untuk dimafaatkan sebaiknya. Banyakkan amal sebelum bicara, kerana dalam kebanyakan perkara:-
"ACTIONS IS LOUDER THAN WORDS"

1 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...